INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul – betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagaimana adanya. Data yang salah atau tidak menggambarkan data empiris bisa menyesatkan peneliti, sehingga kesimpulan penelitian yang ditarik / dibuat peneliti bisa keliru. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun instrumen penelitian antar lain:
1. Masalah dan variable yang diteliti termasuk indicator variable, harus jelas dan spesifik sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis instrumen yang akan digunakan.
2. Sumber data / informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui terlebih dahulu, sebagai bahan atau dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika item dalam instrumen penelitian.
3. Keterandalan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari kesahihan maupun objektivitasnya.
4. jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti dapat memperkirakan cara analisis / data guna pemecahan masalah penelitian.
5. mudah dan praktis digunakan akan tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan.
Apabila mengkaji hakikat instrumen penelitian, peneliti sebaiknya memperhitungkan terlebih dahulu jenis data manakah yang diperlukan dalam penelitian, dan karakteristik instrumen yang baik sebagai alat evaluasi hendaklah memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.
Ada beberapa langkah umum yang biasa ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian. langkah tersebut diurutkan sebagai berikut :
a) Analisis variabel penelitian, yakni mengkaji variabel menjadi sub variabel dan mengembangkan indicator setiap sub variabel penelitian sejelas-jelasnya, sehingga indikator tersebut bisa diukur dan menghasilkan data yang diinginkan peneliti.
b) Menetapkan jenis instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel/sub variabel/indikator-indikatornya. Satu variabel mungkin bisa diukur oleh satu jenis instrumen, bisa pula lebih dari satu instrumen.
c) Setelah ditetapkan jenis instrumennya, peneliti menyusun kisi-kisi atau lay out instrumen. kisi-kisi ini berisi lingkup materi pertanyaan, abilitas yang diukur, jenis pertanyaan, banyak pertanyaan, waktu yang dibutuhkan.
d) Berdasarkan kisi-kisi tersebut lalu peneliti menyusun item atau pertanyaan sesuai dengan jenis intrumen dan jumlah yang telah ditetapkan dalam kisi-kisi.
Jumlah pertanyaan bisa dibuat lebih dari yang telah ditetapkan sebagai item cadangan. Setiap item yang dibuat peneliti harus sudah punya gambaranjawaban yang diharapkan.
e) Instrumen yang sudah dibuat sebaiknya di uji coba, untuk melihat validitas, realibitas dan keterbacaannya.
1. Jenis-jenis instrumen
Instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data, dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain:
1) Tes
2) Wawancara dan kuesioner
3) Skala pengukuran
4) Observasi
5) Sosiometri
1. Tes
Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis maupun secara lisan atau secara perbuatan (Tes tulisan, lisan, tindakan). Hasil pengukuran ini biasanya berupa data kuantitatif (Sebagian besar) bisa pula berupa data kuantitatif. Data kuantitatif dari alat ukur ini umumnya data interval, sehingga dapat diolah dengan teknik-teknik statistic. Ada dua jenis tes. yakni tes prestasi belajar dan tes bakat/kecerdasan.
a. Tes Prestasi Belajar
Tes prestasi belajar mengukur penguasaan atau abilitas tertentu sebagai hasil dari proses belajar. Ada dua jenis tes prestasi belajar, yakni tes baku, dan tes buatan guru (tidak baku), Tes baku artinya tes yang telah disusun oleh para ahli melalui beberapa uji coba, sehingga memiliki validitas dan realibilitas yang dapat diandalkan. Penelitian yang menggunakan tes baku hasilnya lebih dapat dipercaya.
Tes prestasi belajar buatan guru ada dua macam, yakni tes objektif dan esay. Tes objektifyang disusun dalam bentuk benar salah, pilihan ganda, menjodohkan isian pendek, saat ini banyak digunakan dalam penelitian pendidikan.
Tes prestasi belajar sebagai instrumen penelitian sebaiknya mengungkap hasil belajar secara komperehensifmeliputi bidang kognitif, afektif dan psikomotor dengan semua aspek-aspeknya.
b. Tes Kecerdasan
Tes kecerdasan atau inteligensi mengukur kemampuan atau potensi individu secara umum. Salah satu yang cukup terkenal adalah tes kecerdasan yang disusun oleh Binet simon yang disebut tes inteligensi yang menghasilkan ukuran kecerdasan dalam bentuk IQ (Inteligency Question). Dasar yang digunakan adalah ratio antar umur mental dengan umur kronologis, Jika umur mental lebih tinggi dari padaumur kalender (kronologis) akan menghasilkan IQ tinggi . demikian sebaliknya.
Rumus yang digunakan adalah: ─
MA = Umur mental
MK = Umur kronologis/kalender
100 = Bilangan tetap
Penggunaan tes kecerdasan dalam penelitian bisa dilakukan untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel prestasi belajar, motivasi, kemampuan berkarya, pengembangan karir, dan lain-lain.
2. Wawancara Dan Kuesioner
Wawancara dan kuesioner sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspiasi, harapan, persepsi, keinginan, keyakinan dan lain-lain dari individu/responden.
a. Wawancara
Sebagai alat pengumpul data, wawancara banyak digunakan dalam penelitian sosial dan pendidikan. Ada beberapa kelebihan dari wawancara, yakni peneliti bisa kontak dengan responden, sehingga dapat mengungkap jawaban secara lebih bebas dan mendalam. Lebih dari itu hubungan dapat dibina lebih baik sehingga responden mengemukakan pendapatnya.
Ada dua jenis wawancara, yakni wawancara berstuktur dan wawancara bebas (tak berstruktur). Dalam wawancara berstruktur kemungkinana jawaban pertanyaan telah disiapkan peneliti, sehingga jawaban responden tinggal mengkategorikan kepada alternative jawaban yang telah dibuat. keuntungannya mudah diolah dan dianalisis untuk dibuat kesimpulan.
Wawancara bebas, tidak perlu menyiapkan jawaban tapi respon dan bebas mengemukakan pendapatnya.Kauntungannya informasi lebih padat dan lengkap, sekalipun peneliti harus bekerja keras menganalisisnya sebab bisa terjadi jawaban yang beraneka ragam.
b. Kuesioner
Kelebihan kuesioner daripada wawancara adalah sifatnya yang praktis, hemat waktu, tenaga dan biay. Kelemahannya, jawaban sering tidak objektif lebih-lebih bila pertanyaan kurang tajam, yang memungkinkan responden berpura-pura.
Cara menyusun kuesioner, seperti halnya tes prestasi belajar berlaku langkah-langkah umum penyusunan instrumen yang telah dijelaskan sebelumnya, yakni dimulai dengan analisis variabel, membuat kisi-kisi, menyusun pertanyaan dan uji coba.
3. Skala Pengukuran
Skala adalah alat untuk mengukur nilai, sikap, minat, perhatian, motivasi, yang disusun dalam bentuk pernyataan untuk dinilai responden dan hasilnya dalam bentuk rentangan nilai angka sesuai dengan kriteria yang dibuat peneliti.
a. Skala penilaian
Skala penilaian mengukur penampilan atau perilaku orang/individu lain oleh seseorang, melalui pernyataan prilaku individu pada suatu titik continue atau suatu kategori diberi nilai rentangan mulai dari yang tertinggi sampai yang terendah. Rentangan ini bisa dalam bentuk huruf (A.B.C.D) atau angka (4,3,2,1) atau 10,9,8,7,6,5, Sedangkan rentangan kategori bisa tinggi, sedang, rendah, atau baik, sedang, kurang.
b. Skala Sikap
Skala sikap digunakan untuk mengukur sikap seseorang terhadap objek tertentu. Hasilnya berupa kategori sikap, yakni mendukung/positif atau menolak (negative). Sikap pada hakikatnya adalah kecenderungan berperilaku pada seseorang.
Ada tiga komponen sikap, yakni kognisi, afeksi dan konasi. Kognisi berkenan denganperasaan dalam menanggapi objek tersebut, sedangkan konasi berkenaan dengan kecenderungan berbuat berkenaan dengan objek tersebut.
4. Observasi / Pengamatan
Observasi sebagai alat pengumpul data banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.
Penelitian pendidikan dan ilmu sosial banyak hal yang dapat diukur melalui observasi. Misalnya tingkah laku siswa pada waktu belajar, tingkah laku guru pada waktu mengajar, kegiatan diskusi siswa, partisipasi siswa dalam simulasi, penggunaan alat peraga pada waktu mengajar, dan lain-lain.
Observasi harus dilakukan pada saat proses kegiatan itu berlangsung. Observer terlebih dahulu harus menetapkan aspek-aspek tingkah laku apa yang hendak diobservasi, lalu dibuat pedoman agar memudahkan dalam pengisian observasi.
Ada tiga jenis observasi, yakni observasi langsung, observasi dengan alat (tidak langsung) dan observasi partisipasi. Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi yang sebenarnya dan langsung diamati oleh observer/pengamat. Contoh pedoman observasi di atas termasuk pedoman observasi langsung. Sedangkan observasi tidak langsung dilaksanakan menggunakan alat seperti mikroskop untuk mengamati bakteri, suryakanta untuk melihat pori-pori kulit dan lain-lain.
Observasi partisipasi, artinya pengamat harus memperlihatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati.
Langkah yang ditempuh dalam membuat pedoman observasi (observasi langsung) adalah sebagai berikut:
a. Lakukan terlebih dahulu observasi langsung terhadap suatu proses tingkah laku, misalnya penampilan guru dikelas.
b. Berdasarkan gambaran dari langkah (a) di atas peneliti menentukan segi-segi mana dari perilaku guru tersebut yang akan diamati sehubungan dengan keperluannya. Urutkan segi-segi tersebut sesuai dengan apa yang seharusnya berdasarkan khasanah pengetahuan ilmiah.
c. Tentukan bentuk pedoman observasi tersebut apakah bentuk bebas (tak perlu ada jawaban, tapi mencatat apa yang nampak) atau pedoman yang berstruktur (pakai kemungkinan jawaban).
d. Sebelum observasi dilaksanakan diskusikan dahulu pedoman observasi yang telah dibuat dengan calon observas, agar setiap segi yang diamati dapat dipahami maknanya, dan bagaimana cara mengisinya sesuai dengan harapan dan tujuan penelitian.
e. Bila adahal khusus yang menarik tapi tidak ada dalam pedoman observasi, sebaiknya disediakan catatan khusus/komentar pengamat di bagian akhir pedoman observasi.
Berhasil tidaknya observasi sebagai alat pengumpul data bergantung kepada observer/pengamat, bukan pada pedoman observasi. Oleh sebab itu memilih pengamat yang cakap, mampu dan menguasai segi-segi yang diamati sanat diperlukan.
5. Sosiometri
Sosiometri sebagai alat pengumpul data digunakan untuk mempelajari proses social terutama hubungan social individu dalam kelompok. Dengan sosiometri dapat diketahui siapa siswa yang memiliki hubungan social yang lebih kuat, sedang, lemah atau yang tidak punya hubungan sosial dengan teman sekelasnya. Hal ini penting bagi guru dalam menentukan ketua kelompok belajar, ketua kelas, organisasi kelas dan lain-lain.
Cara yang ditempuh dalam sosiometri ialah setiap siswa/individu disuruh memilih seorang teman yang paling dekat/akrab, atau dua orang teman berdasarkan urutan keakrabannya. Misalnya ada 7 orang dalam satu kelompok belajar yakni A,B,C,D,E,F,G. Setiap siswa diminta memilih seorang teman yang paling dekat/paling akrab, dengan cara menulis nama teman yang dipilihnya pada kertas, kemudian digulung dan diserahkan pada guru.
A memilih C
B memilih D
C memilih B
D memilih F
E memilih C
F memilih B
G memilih C
Apabila dilukiskan dalan suatu gambar (visual) Nampak diagram sebagai berikut :
G E A C F B D | Keterangan : C dipilih oleh tiga orang (A,E,G) B dipilih oleh dua orang (C,F) D dipilih seorang (B) F dipilih seorang (D) A,G,E, tidak seorangpun memilihnya |
Dari diagram tersebut C mebdapat pilihan paling banyak atau bintang kelompok (star). Siswa B mendapat urutan kedua. Siswa A,G,E terisolir sebab hanya memilih tidak dipilih
Hubungan social di atas semata-mata atas dasar pilihan siswa, sekalipun tidak tahu alasan mereka menentukan kawan pilihannya. Hal ini perlu dikaji atau dianalisis oleh guru. Misalnya, mengapa siswa C disenangi dan mengapa siswa A,G,F tidak disenangi.
Kelemahan yang sering terjadi, dalam sosiometri adalah adanya kompromi antarsiswa untuk saling memilih, adanya pengaruh dari teman lain untuk memilih siswa tertentu, ketakutan kalau tidak memilih
0 komentar:
Posting Komentar