A.Latar Belakang
Menurut Dr.Wina Sanjaya, M.Pd ada berapa strategi pembelajaran yeng harus di kuasai oleh guru sebagai berikut : strategi pembelajaran beroreentasi aktivitas siswa, strategi pembelajaran ekspositori, strategi pembelajaran inkuiri, strategi pembelajaran berbasis masalah, strategi pembelajaran peningkatan kemampuan berpikir.
Jadi menurut pendapat di atas guru harus bisa menguasai strategi pembelajaran agar bisa melaksanaan pembelajaran dengan baik dan untuk memotivasi peserta didik dalam belajar agar bisa mencapai tujuan pendidikan dan standar pendidikan juga untuk menghindari hal-hal yang tidak diingginkan dalam sistem pembelajaran seperti : banyak anak didik yang mengelamun, ada yang smsan, ada yang menelpon, ada yang mengobrol, ada yang kekantin, ada yang keluar masuk kelas dan lain sebagainya.
Oleh karena itu guru harus menerapkan salah satu sterategi pembelajaran dalam proses pembelajaran untuk menghindari rasa bosan dan jenuh yang dirasakan oleh peserta didik bisa menerapkan sterategi pembelajaran berorientasi aktivitas siswa dengan menerapkan seterategi ini bisa membuat siswa tidak merasa bosan dalam belajar.
Dan selaim memperhatikan strategi pembelajaran guru juga bisa memotivasi peserta didik untuk terus belajar dengan cara memberikan hadiah kepada peserta didik dan dengan hadiah ini peserta didik termotivasi untuk belajar.
Namun kenyataannya banyak guru yang tidak menerapkan strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran, ada guru yang hanya memberikan tugas kepada anak didik dan kemudian meninggalkan ruang kelas tersebut lalu ada hal-hal yang dilakukan peserta didik yang tidak sesuai dengan yang diingkan seperti banyak anak didik yang mengelamun, ada yang smsan, ada yang menelpon, ada yang mengobrol, ada yang kekantin, ada yang keluar masuk kelas dan lain sebagainya ini di sebabkan karena guru tidak menerapkan sterategi pembelajaran dalam proses pembelajaran.
Ada juga guru yang hanya duduk di depan kelas dan mengapsen anak didiknya lalu memberikan catatan dan menyuruh salah satu anak didiknya untuk mencatat pada setiap pertemuan bahkan sampai dengan daptar pustaka di suruh catat kepada peserta didik, peserta didik merasa bosan dengan jenuh dalam proses pembelajaran karena hal ini juga banyak hal-hal yang dilakukan peserta didik seperti banyak anak didik yang mengelamun, ada yang smsan, ada yang menelpon, ada yang mengobrol, ada yang kekantin, ada yang keluar masuk kelas dan lain sebagainya.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di paparkan di atas identifikasi msalah adalah sebagai berikut:
1.Kurangnya kesadaran guru untuk menerapkan strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran ?
2.Kurangnya peranan guru terhadap anak didik ?
3.kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru ?
C.Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakng dan identifikasi masalah agar uraian makalah lebih teratur dan lebih terarah juga terfokus karena keterbatasan waktu penulis maka penulis membatasi masalah pada point kedua kurangnya peranan guru terhadap anak didik
D.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah maka perumusan masalah adalah sebagai berikut :
1.Peranan dan tugas guru terhadap anak didik.
2.Upaya Meningkatkan Sikap Profesionalisme Keguruan
E.Tujuan Penulisan
Dengan penulisan makalah ini bertujuan untuk memberitahukan kepada semua orang bahwa dalam mengajar selain menyiapkan materi pembelajaran guru harus memperhatikan strategi pembelajaran yang akan di terapkan dalam proses pembelajaran juga untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi pembaca.
F.Manfat Penulisan
Ada pun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Bagi penulis, dapat memnuhi tugas akhir mata kuliah strategi pembelajaran
2.Bagi Pembaca, Dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam menerapkan strategi pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran
G.Definisi Operasional
1.Dalam pelaksanaan pembeljaran harus memperhatikan strategi pembelajaran yang pas untuk di terapkan.
2.Dalam pelaksanaan pembelajaran selain memperhatikan strategi pembelajaran guru harus memberikan motivasi pada peserta didik.
1. Pengertian profesi
Secara estimologi, istilah profesi berasal dari bahasa Inggris yaitu profession atau bahasa latin profecus, yang artinya mengakui, adanya pengakuan, menyatakan mampu, atau ahli dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan secara terminologi, profesi berarti suatu pekerjaan yang mempersyaratkan pendidikan tinggi bagi pelakunya yang ditekankan pada pekerjaan mental, yaitu adanya persyaratan pengetahuan teoritis sebagai instrumen untuk melakukan perbuatan praktis, bukan pekerjaan manual (Danin, 2002). Jadi suatu profesi harus memiliki tiga pilar pokok, yaitu pengetahuan, keahlian, dan persiapan akademik.an teori
Menurut winarno surachamad (1973) profesi dalam artian yang umum adalah bidang pekerjaan dan pengabdian tertentu. Sedangkan dalam bentuknya yang modern profesi itu ditandai pula adanya pedoman-pedoman tingkah laku yang khusus mempersatukan mereka-mereka yang tergolong didalamnya sebagai satu krorps,ditinjau dari pembinaan etik jabatan.
a. Melayani masyarakat merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang hayat.
b. Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu diluar jangkauan khalayak ramai.
c. Menggunakan hasil penelitin dan aplikasi dari teori ke praktik.
d. Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang panjang.
e. Terkendali berdasarkan lisensi buku dan atau mempunyai persyaratan yang masuk.
f. Otonomi dalam membuat keputusan tentang ruang lingkup kerja tertentu.
g. Menerima tanggungjawab terhadap keputusan yang diambil dan unjuk kerja yang ditampilkan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
h. Mempunyai komitmen terhadap jabatan dan klien.
i. Menggunakan administrator untuk memudahkan profesinya relatif bebas dari supervisi dalam jabatan.
j. Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri
k. Mempunyai asosiasi profesi atau kelompok “elit” untuk mengetahui dan mengakui keberhasilan anggotanya.
l. Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan.
m. Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap anggotanya.
n. Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi, (bila disbanding dengan jabatan lainyaa)
Pada sisi lain profesi mempunyai pengertian suatu pekerjaan yang mengandalkan keterampilan dan keahlian khusus yang tidak didapatkan pada pekerjaan-pekerjaan sebelumnya.dan profesi juga dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang menuntut pengemban profesi tersebut untuk terus memperbaruhi keterampilan sesuai perkembangan teknologi.
2. Peranan Guru Terhadap Anak Didik
Guru memiliki peranaan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar yang meliputi banyak hal sebagaimana yang telah dikemukaan oleh adam dan decey guru disini berperan sebagai pengajar,pemimin kelas, pembimbing motivator, dan konselor. Guru yang profesional diharapkan menghasilkan lulusan yang berkualitas. Profesionalisme guru sebagai ujung tombak di dalam implementasi kurikulum di kelas yang perlu mendapat perhatian.
Secara lebih terperinci tugas guru berpusat pada:
a. Mendidik, Mengajar, Melatih , Memberikan arah dan Motivasi pencapaian tujuan baik jangkah pendek maupun jangkah panjang.
b. memberikan pelayanan kepada siswa agar mereka menjadi peserta didik yang selaras dengan tujuan sekolah.
c. Memberi fasilitas pencapaian tujuan melalui pengalaman belajar yang memadai.
Begitu pentingnya peranan guru dalam keberhasilan peserta didik, maka hendaknya guru mampu beradaptasi dengan berbagai perkembangan yang ada dan meningkatkan kompetensinya, sebab guru pada saat ini bukan saja sebagai pengajar tetapi juga sebagai pengelola proses belajar mengajar. Sebagai orang yang mengelola proses belajar mengajar tentunya harus mampu meningkatkan kemampuan dalam membuat perencanaan pelajaran, pelaksanaan dan pengelolaan pengajaran yang efektif.
Disamping peran sebagai pengajar, guru juga berperan sebagai organisator kegiatan belajar siswa dandan juga hendaknyaa mampu memanfaatkan lingkungan, baik yang ada di dalam kelas maupun yang ada diluar kelas, yang menunjang kegiatan belajar mengajar. Dalam hal lain dikatakan oleh (w.h. burton),pemahan akan pengertian dan pandangan akan banyak mempengaruhi peranan dan aktivitas guru dalam mengajar, sebaliknya, aktivitas guru dalam mengajar serta aktivitas siswa dalam belajar sangat bergantung pula pada pemahaman guru terhadap mengajar. Mengajar bukan sekadar proses penyampaian ilmu pengetahuan, melaikan terjadinya interaksi manusiaawi dengan berbagai aspeknya yang cukup kompleks.
3.Upaya Meningkatkan Sikap Profesionalisme Keguruan
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan profesionalisme guru diantaranya meningkatkan kualifikasi dan persyaratan jenjang pendidikan yang lebih tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat persekolahan sampai perguruan tinggi. Program penyetaaan Diploma II bagi guru-guru SD, Diploma III bagi guru-guru SLTP dan Strata I (sarjana) bagi guru-guru SLTA. Meskipun demikian penyetaraan ini tidak bermakna banyak, kalau guru tersebut secara entropi kurang memiliki daya untuk melakukan perubahan.
Profesionalisasi harus dipandang sebagai proses yang terus menerus. Dalam proses ini, pendidikan prajabatan, pendidikan dalam jabatan termasuk penataran, pembinaan dari organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap profesi keguruan, penegakan kode etik profesi, sertifikasi, peningkatan kualitas calon guru, dan imbalan secara bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme seseorang termasuk guru.
Dari beberapa upaya yang telah dilakukan pemerintah di atas, faktor yang paling penting agar guru-guru dapat meningkatkan kualifikasi dirinya yaitu dengan menyetarakan banyaknya jam kerja dengan gaji guru. Program apapun yang akan diterapkan pemerintah tetapi jika gaji guru rendah, jelaslah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya guru akan mencari pekerjaan tambahan untuk mencukupi kebutuhannya. Tidak heran kalau guru-guru di negara maju kualitasnya tinggi atau dikatakan profesional, karena penghargaan terhadap jasa guru sangat tinggi.
Dalam Journal PAT (2001) ” Teacher in England and Wales : Profesionalisme in Practice ” dijelaskan bahwa di Inggris dan Wales untuk meningkatkan profesionalisme guru pemerintah mulai memperhatikan pembayaran gaji guru diseimbangkan dengan beban kerjanya. Di Amerika Serikat hal ini sudah lama berlaku sehingga tidak heran kalau pendidikan di Amerika Serikat menjadi pola anutan negara-negara ketiga. Di Indonesia telah mengalami hal ini tetapi ketika jaman kolonial Belanda. Setelah memasuki jaman orde baru semua berubah sehingga kini dampaknya terasa, profesi guru menduduki urutan terbawah dari urutan profesi lainnya seperti dokter, jaksa, dan lain-lain.
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas bahwa peranan guru sangat penting terhadap anak didik, maka diharapkan guru selalu berusaha dalam meningkatkan kemampuan mereka, agar proses belajar mengajar dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan.
Sebagai orang yang mengelola proses belajar mengajar tentunya harus mampu meningkatkan kemampuan dalam membuat perencanaan pelajaran, pelaksanaan dan pengelolaan pengajaran yang efektif, penilaian hasil belajar yang objektif, sekaligus memberikan motivasi pada peserta didik dan juga membimbing peserta didik terutama ketika peserta didik sedang mengalami kesulitan belajar.